Minggu, 06 Juli 2014

Tradisi Tedhak Siten pada Masyarakat Jawa

Tradisi Tedhak Siten pada Masyarakat Jawa


Tedhak Siten adalah salah satu upacara adat budaya Jawa yang dilaksanakan sebagai wujud dari rasa syukur, karena pada usia dini si anak akan mulai mengenal alam sekitarnya dan mulai belajar berjalan.
Dalam upacara adat ini ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh si anak, dimana setiap tahap mempunyai symbol dan nilai-nilai budaya yang cukup tinggi. Upacara tedhak Siten ini sendiri dalam prosesinya memerlukan uba rampe beraneka ragam, yang setiap uba rampe beraneka ragam, yang setiap uba rampe memiliki makna yang cukup dalam. Uba rampe yang diperlukan yaitu: Jadah tujuh warna: merah, hitam, putih, kuning, merah muda, biru dan ungu, tangga yang terbuat dari tebu wulung/tebu ireng/tebu Arjuna, kurungan ayam yang diisi dengan alat tulis, mainan, pengaron,kembang setaman, banyu gege, udhik-udhik, nasi kuning, jajan pasar, berbagai jenis jenang-jenangan


Upacara ini diawali dengan suatu prosesi anggota keluarga, kerabat, serta tamu undangan dengan urutan sebagai berikut :

Tahap pertama, si anak dibimbing orang tuanya untuk berjalan menginjak tujuh warna jadah, yaitu merah, hitam, putih, kuning ( makna nafsu manusia), merah muda (makna bersatunya darah merah dan darah putih dari ibu dan bapak), warna biru (makna angin), dan warna ungu (makna kehidupan sempurna).
Tahap kedua, sianak dibimbing orang tuanya menaiki tangga yang terbuat dari tebu ireng denga maksud agar si anak mantap dalam menjalani kehidupannya selau berada dijalan yang benar dan lurus, seperti tebu ireng dan hidupnya terus meningkat menjadi lebih baik, hingga mencapai kehidupan yang mulia sesuai dengan harapan orang tua dan cita-cita si anak.
Tahap ketiga, si anak didudukan pada jenang blewah sebagai symbol bahwa sianak digulawentah dan digodog agar menjadi baik dan matang.
Tahap keempat, si anak dimasukkan kedalam kurungan ayam. Mengapa kurungan ayam? Karena ayam mengajarkan kemandirian, mulai dari kecil sudah bisa mencari makan sendiri. Didalam kurungan ini si anak dapat memilih benda yang telah disiapkan sebelumnya, dan benda yang dipilih tersebut menggambarkan apa yang akan dipilih oleh sianak dimasa depannya, sebagai contoh jika si anak memilih mainan berbentuk alat kedokteran, maka dimasa depan si anak akan menjadi dokter.
Tahap kelima, si anak dimandikan dengan banyu 'gege'. Dalam pengaron yang berisi kembang setaman. Banyu 'gege' mengandung ultraviolet yang baik untuk pertumbuhan bayi. Upacara memandikan ini sebagai simbolisasi dari proses mensucikan badan raga agar dan badan rohani agar si anak tumbuh cepat, sehat, dan terhindar dari berbagai bencana. Dalam istilah Jawa dikenal dengan gelis gedhe lan ilang sarap sawane. Selesai dimandikan, sianak dikenakan pakaian baru dan diajak mengikuti upacara selanjutnya.
Tahap ke enam, nyebar udhik-udhik yang dilakukan oleh nenek. Udhik-udhik terdiri dari biji-bijian seperti beras, kacang ijo, kacang merah dan uang logam yang kemudian disebar untuk diperebutkan. Maknanya memberikan contoh pada anak dan cucunya agar memiliki sifat dermawan.
 Acara selanjutnya adalah ngedhuk tumpeng dan makan bersama.

1 komentar:

  1. Casino City Review 2021
    The Casino City Casino 슬롯추천 provides a number of great games like slots, table 뱃365 games, and 바카라중국점 video poker games for both your Casino City 룰렛 판 Casino App: Yes, 100% up to €100 Bonus! Rating: 7/10 · ‎Review 카운팅 by Pro Cidac

    BalasHapus